Loading...

Cara Penanggulangan Penyakit PATEK (Antraknosa) pada Tanaman Cabe

Sponsored Links
.
Loading...




nyakit patek atau antraknosa merupakan salah satu jenis penyakit tanaman yang sering merepotkan petani atau pembudidaya. Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan patek atau antraknosa ini terbilang sangat besar, bahkan tidak jarang penyakit patek atau antraknosa menimbulkan kegagalan panen, terutama pada tanaman cabai. Penyakit ini banyak menyerang di tanaman cabai terutama saat Budidaya di lakukan di sekitar bulan Pebruari sampai bulan Mei.
Hal terjadi karena pada bulan tersebut lingkungan dengan curah hujan sudah mulai tinggi dengan disertai panas. Sehingga Spora dari Jamur yang menyebabkan Antraknosa di cabai banyak berkembang. Penyakit Patek  ( Antraknosa ) ini sebenarnya banyak menyerang tanaman Hortikultura, namun yang paling sering dan parah apabila penyakit ini menyerang tanaman cabai.

1 – Tanaman yang Rentan  Terserang Patek Atau Antraknosa
Penyakit patek atau antraknosa menyerang berbagai jenis tanaman. Penyakit ini sangat sulit dikendalikan, terutama jika kelembaban areal pertanaman sangat tinggi. Bagian tanaman yang terserang penyakit patek atau antraknosa pada umumnya adalah buah atau daun. Penyakit patek atau antraknosa menyerang pada bagian daun terutama pada tanaman sansevieria, anggrek, bromelia, miracle, seledri, dan melon. Penyakit ini juga sering menyerang buah, terutama pada tanaman cabai, melon, apel, tomat, mangga, kopi, pepaya, alpukat, dan sebagainya.

2 – Jamur Penyebab Serangan  Penyakit Patek Atau Antraknosa
Penyakit patek atau antraknosa disebabkan oleh serangan cendawan. Penyakit ini terutama menyerang pada saat kelembaban udara tinggi dan suhu rendah. Pada musim hujan, penyakit patek atau antraknosa bisa menggagalkan areal pertanaman cabai hanya dalam waktu beberapa hari. Penyebaran miselium dan spora cendawan penyebab patek atau antraknosa sangat cepat. Serangan sangat hebat terjadi pada saat kelembaban di atas 95% dan suhu udara dibawah 32C. Beberapa jenis cendawan yang paling sering menyebabkan timbulnya penyakit patek atau antraknosa adalah Colletrotichum sp. dan Gloesperium sp. Pada buah cabai, cendawan tersebut mampu bertahan di dalam biji selama 9 bulan.  Cendawan ini menjadi momok yang paling menakutkan terutama di daerah subtropis dan daerah tropis seperti Indonesia.

3 – Gejala Serangan Patek Atau Atraknosa
Penyakit patek atau antraknosa sangat ditakuti terutama oleh petani cabai. Serangan patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian petani tanam cabai untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan kerugian meskipun harga cabai sedang tinggi. Tanaman yang terserang penyakit patek atau antraknosa yang disebabkan oleh infeksi cendawanColletrotichum sp. menunjukkan gejala bercak cokelat kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan. Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa akibat infeksi cendawan Gloesperium sp. menunjukkan bercak cokelat dengan bintik-bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi, cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsentris berwarna merah jambu. Serangan pada buah cabai biasanya diawali dari bagian ujung buah yang mengakibatkan dieback atau mati ujung.

4 – Pengendalian Patek atau Antraknosa secara efektif
Di Indonesia, penyakit ini tergolong penyakit yang paling sulit dijinakkan, terutama pada saat musim hujan. Untuk petani cabai yang menanam dengan musim berbuah pada saat musim hujan harus melakukan pengontrolan yang ketat dan terus-menerus. Berikut ini beberapa upaya penanganan untuk mengendalikan serangan patek atau antraknosa
  1. Perlakuan pada bibit atau biji tanaman yang akan dibudidayakan, misalnya untuktanaman cabai atau tomat, rendam bibit atau biji menggunakan larutan fungisida sistemik, seperti benomil, metil tiofanat, atau karbendazim. Dosis atau konsentrasi larutan adalah 2 g/l. perendaman dilakukan selama 4 – 6 jam.
  2. Pilih dan gunakan lahan yang bukan bekas dari tanaman yang sejenis dari tanaman cabai seperti terong, tomat ( yang masih satu Famili ) sehingga siklus dari jamur ini bisa putus dan tanaman kita aman
  3. Secara teknis, bagian tanaman yang terserang harus dimusnahkan dari lahan atau areal pertanaman atau akan lebih bail bila di lakukan pemendaman terhadap cabai yang busuk. Lakukan pengamatan di lapangan secara kontinu atau terus menerus.
  4. Berikan pupuk dengan kandungan P, K, dan Ca tinggi agar jaringan tanaman lebih kuat. Jangan melakukan pemupukan N ( Urea atau Za ) atau sumber lain berlebihan, karena akan menyebabkan jaringan tanaman berair sehingga rentan terhadap serangan cendawan.
  5. Berikan pupuk organik yang banyak. Pemupukan organik akan meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama maupun penyakit.
  6. Hindari adanya genangan air di areal pertanaman, serta buat  pembersihan lahan termasuk penyiangan gulma perlu dilakukan secara rutin.
  7. Gunakan mulsa hitam perak sehingga bisa untuk mengurangi kelembaban yang ada di sekitar tanaman cabai
  8. Perlebar jarak tanam dengan pola tanam zig – zag untuk menjaga sirkulasi udara dan saluran dengan kedalaman 40 Cm ( saluran tengah ) dan kedalaman 50 Cm ( untuk saluran air di bagian tepi/keliling lahan ). Saluran ini berfungsi untuk mengurangi kelembaban tinggi saat terjadi hujan berkepanjangan. Untuk di tanaman cabai kami merekomendasikan untuk pakai jarak tanam 70 x 70 Cm.
  9. Perlu dilakukan pewiwilan ( Rompes )  terhadap  tunas lateral yang berada di bawah Cabang Y ( Cabang Utama ) sehingga akan mengurangi kelembaban mikro tanaman, pada saat musim penghujan
  10. Jika kelembaban di sekitar areal pertanaman tinggi, misalnya hujan terus menerus, lakukan pencegahan menggunakan pestisida kimia. Beberapa bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit patek atau antraknosa adalah fungisida sistemik dengan bahan aktif benomil, karbendazim, metil tiofanat, difenokonazol, triadimefon. Fungisida kontak dengan bahan aktif mankozeb, klorotalonil, tembaga oksiklorida dan propineb. Lakukan penyelingan bahan aktif tersebut setiap kali melakukan penyemprotan dengan dosis atau konsentrasi sesuai pada kemasan.
  11. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya melakukan kombinasi dari beberapa bahan aktif, misalnya benomil + mankozeb masing-masing ½ dosis, karbendazim + mankozeb masing-masing ½ dosis, metil tiofanat + klorotalonil masing-masing ½ dosis, difenokonazol + propineb masing-masing ½ dosis. Setiap kali penyemprotan lakukan penggantian kombinasi bahan aktif tersebut, setelah satu putaran kemudian kembali ke kombinasi awal yang pertama kali digunakan.
  12. Gunakan Varietas tanaman cabai yang cocok untuk di tanam di daerah dengan musim penghujan, setidaknya kita sudah dari awal menghindari penyakit yang namanya Cacar ini. Cabai itu salah satunya adalah varietas Cabai F1 Horison, Cabai F1 Flash 750 dancabai F1 Rimbun 3 
Demikian tulisan ini semoga membawa manfaat bagi pembaca dan petani semua, karena dalan 3 bulan ke depan serangan Patek ini akan mengancam dan datang ke kita semua. Alangkah baiknya kalau kita sudah mempersiapkan diri dengan pengetahuan, Obat obatan dan cara atau teknik Budidaya cabai yang benar sehingga kita bisa terhindar dari serangan yang dinamanakan Patek ( Antraknosa ) ini
Sponsored Links
Loading...
loading...
Flag Counter