Loading...

Panduan Lengkap Cara Budidaya Kentang di Dataran Tinggi Hasil Melimpah

Sponsored Links
.
Loading...
Bagaimana proses budidaya tanaman kentang di lahan terbuka? Kentang (Solanum tuberosum) adalah tanaman berkeping dua dari keluarga Solanaceae yang berhabitat asli di Amerika Selatan. Bentuk tubuhnya berupa tanaman pendek tidak berkayu dan memiliki bunga sempurna berwarna putih keunguan. Budidaya kentang bertujuan untuk mendapatkan bagian umbinya.
Kentang merupakan makanan pokok masyarakat di Amerika dan Eropa. Umbi kentang juga sering dimasak menjadi bahan makanan berupa sup, lauk pauk, maupun kudapan. Bahkan tidak sedikit yang memanfaatkan kentang sebagai bahan baku pembuatan kue dan roti. Rasa kentang ini sangat khas, yakni perpaduan antara tekstur yang lembut, agak kenyal, dan terasa gurih.
Tanaman kentang paling bagus dibudidayakan di daerah yang berketinggian 1.000-2.000 meter dpl. Tanaman ini mampu tumbuh dengan baik di suhu yang dingin berkisar 14-22 C dan memerlukan curah hujan 1.000-1.200 mm per tahun. Sementara itu, kondisi tanah yang cocok untuk ditanami kentang sama dengan budidaya kedelai, yaitu tanah yang gembur, beremah, subur, berkelembaban bagus, tidak basah, dan tidak kering. Adapun tingkat keasaman tanah yang disenanginya adalah normal 6-8 derajat.
budidaya-kentang.jpg
Tanaman Kentang
Di bawah ini tata cara membudidayakan kentang di lahan terbuka :
Langkah I. Pemilihan Bibit Tanaman
Umbi kentang yang akan dijadikan sebagai bibit harus berkualitas baik agar tingkat keberhasilan budidaya pun semakin tinggi. Umbi sebaiknya berasal dari varietas unggulan, berbentuk sempurna, berukuran besar, sehat, dan tidak cacat. Kumpulkan umbi kentang yang akan dijadikan sebagai bibit tersebut di tempat yang teduh dan kering sampai didapat jumlah yang diinginkan. Sortir kembali bakal bibit-bibit tersebut minimal sebanyak 2 kali untuk memastikan kualitasnya benar-benar terjamin.
Langkah II. Penyemaian Bibit Tanaman
Proses penyemaian umbi kentang dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan tunas tanaman. Adapun prosedurnya yaitu tempatkan lah umbi-umbi kentang tersebut di tempat yang lembab dan terhindar dari sinar matahari langsung, namun tidak basah. Contohnya adalah di kolong tempat tidur, di sekitar kamar mandi, atau di dekat jendela. Susunlah kentang-kentang tersebut di atas tampah bambu secara berjajaran. Biarkan selama 3-4 minggu agar tunasnya tumbuh mencapai 1-2 cm.
Langkah III. Persiapan Lahan Budidaya
Selagi menunggu umbi kentang disemai, anda bisa memanfaatkan waktu untuk menyiapkan lahan penanaman kentang. Cangkul lah lahan penanaman sedalam 30 cm secara merata agar tekstur tanahnya menjadi gembur. Jangan lupa, singkirkan juga tanaman pengganggu, baik berupa rumput liar maupun sisa akar tanaman lain. Setelah itu, biarkan lahan tersebut selama 2-3 hari agar kondisi aerasi tanah kembali normal. Setelahnya, lahan juga perlu digaru sedalam 5 cm, lalu didiamkan selama 1-2 minggu. Jika dirasa lahan yang tersedia kurang subur, anda bisa menambahkan pupuk kandang sebanyak 20-50 ton per hektar.
Bedengan untuk budidaya tanaman kentang memiliki ukuran lebar 80 cm dan tinggi 5 cm. Jangan lupa buat lubang penanam dengan jarak 25x25 cm. Di kanan-kiri bedengan juga dibuat semacam parit/garitan sebagai saluran irigasi untuk mencegah lahan dari banjir. Perlu diketahui bahwa tanaman kentang sangat sensitif dengan kondisi kelembaban tanah. Untuk itulah, adanya saluran irigasi akan sangat membantu mencegah tanah agar tidak terlalu lembab. Sebaliknya, jika kondisi tanah tampak mengering maka kentang enggan menghasilkan umbi, anda bisa menyirami lahan tersebut dengan air secukupnya.
Langkah IV. Penanaman Bibit Tanaman
Bibit kentang bisa ditanamkan pada lubang-lubang penanaman yang telah disediakan. Pastikan posisi penanam umbi benar, yakni tunas dapat berdiri tegak menghadap ke atas. Selanjutnya, kubur umbi tersebut seperlunya dan membentuk gunung tanpa harus ditekan-tekan. Tujuannya agar air tidak bisa menggenang di lahan sekitar lubang penanaman bibit. Ulangi langkah ini sampai seluruh lubang tanaman terisi oleh bibit kentang.
Langkah V. Perawatan Tanaman
Selama dalam proses budidaya, tanaman kentang harus terus dipantau tingkat pertumbuhannya. Pastikan tanaman mampu mendapatkan nutrisi dan air dalam jumlah yang cukup. Berikan pupuk tambahan berupa NPK sebanyak 350 kg/hektar. Tidak hanya itu, tanaman juga perlu mendapatkan pestisida secara rutin agar lebih rentan terhadap serangan penyakit.
Secara berkala, cabut seluruh gulma yang tumbuh di sekitar area lahan penanaman agar tidak mengganggu pertumbuhan kentang. Singkirkan serangga-serangga yang dinilai dapat menjadi hama kentang. Cek kondisi garitan dan pastikan tidak ada air yang bisa menggenang di atasnya. Pastikan pula lahan tersebut memiliki tingkat kelembaban yang bagus.
Langkah VI. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Hama yang sering mengganggu tanaman kentang umumnya berasal dari binatang pengerat seperti tikus hutan. Hama ini mampu menggali lubang tanah untuk mengambil umbi-umbi kentang yang ada di dalamnya. Tak hanya itu, hama juga bisa berupa root knot nematodes, uret, thrips, kutu daun, lalat daun, kumbang kentang, ulat gulung, pekung, oteng-oteng, ulat tanah, kutu daun hijau, dan orong-orong. Pemberantasan hama bisa dilakukan dengan melestarikan predator alami, membuat perangkap jebakan, melakukan sanitasi lingkungan, serta menyemprotkan pestisida dan insektisida sesuai gejala.
Sementara itu, penyakit pada kentang antara lain busuk daun, layu bakteri, layu fusarium, kudis lak, bercak lunak, layu fusarium, dan virus gulung daun. Dari sekian banyak penyakit tersebut, penyakit dari virus lah yang paling sulit diatasi. Untuk memberantasnya, anda bisa menggunakan fungisida berupa dithane dan vondozeb, serta insektisida berupa hostathion.
Langkah VII. Pemanenan Tanaman
Tibalah saat yang ditunggu-tunggu yakni pemanenan umbi kentang. Secara garis besar, pemanenan dapat dilakukan setelah tanaman berusia 80-120 hari. Ciri-ciri tanaman yang telah siap panen yaitu daunnya berwarna hijau agak pudar dan tampak mengering di beberapa helainya. Anda juga bisa mengambil sampel secara acak dan merata guna memastikan kelayakan umbi kentang untuk dipanen.
Proses pemanenan kentang dilakukan untuk mengambil umbi kentang secara sempurna dan tanpa luka. Adapun langkah-langkahnya yaitu galilah lubang di sekitar tanaman tersebut menggunakan tangan, lalu angkat sampai seluruh umbi kentang keluar. Ingat, jangan sekali-kali mencabut batang tanaman karena bisa meluki umbi sehingga menyebabkannya mudah membusuk.
Langkah berikutnya, goyang-goyangkan tanaman kentang tersebut agar tanah yang menempel di umbi berjatuhan. Setelah itu, potong bagian batang tanaman. Jangan lupa, pisahkan umbi-umbi kentang ini menurut tingkat kualitasnya, apakah A, B, C, dan D. Terakhir, masukkan umbi-umbi kentang tersebut ke dalam karung atau keranjang yang sudah disiapkan.
Sponsored Links
Loading...
loading...
Flag Counter